Friday 2 January 2015

The Overtunes - Dunia Bersamamu



Lirik:

Diriku ingin ku tahu arti hidupku
Hanya dirimu yang melengkapiku, kaulah nafasku
Dirimu kaulah yang terindah di hidupku
Air matamu lemahkan hatiku yang ada untukmu
Inilah duniaku untuk bersamamu

Dan walau waktu berjalan ku kan terus bertahan
Pelukku yang akan selalu menghangatkanmu
Dan takkan ada yang bisa melepasmu dariku
Pelukku yang akan selalu menjagamu

Genggam tanganku, bersandar kepadaku
Ingin ku berada di sampingmu sepanjang hidupku
Rasa ini hanya ada saat bersamamu
Bahagia ku dengar canda tawamu terangi hatiku
Inilah duniaku untuk bersamamu

Dan walau waktu berjalan ku kan terus bertahan
Pelukku yang akan selalu menghangatkanmu
Dan takkan ada yang bisa melepasmu dariku
Pelukku yang akan selalu menjagamu

Dan walau waktu berjalan ku kan terus bertahan
Pelukku yang akan selalu menghangatkanmu
Dan takkan ada yang bisa melepasmu dariku
Pelukku yang akan selalu menjagamu


Source: https://liriklaguindonesia.net/

Friday 4 July 2014

Happy 1st Year Anniversary, Chemistry!


Hari ini genap setahun gue berkutat dengan dunia kimia. Setahun lalu, gue mengawali semester pendek di Akademi Kimia Analisis dengan matrikulasi. Matrikulasi merupakan sistem mempelajari 2 mata kuliah di semester 1 selama 1 bulan penuh. Apabila kita lulus di kedua mata kuliah tersebut, kita tidak perlu mengikuti mata kuliah tersebut di semester satu. Ini merupakan sebuah keberuntungan.

Mungkin bisa dibilang, kali ini juga merupakan puasa kedua gue di kota ini, Kota Bogor. Setelah di pertengahan matrikulasi tahun lalu gue juga gak bisa pulang di awal puasa dan memilih untuk menjalani hari pertama puasa gue di sini, tahun ini pun gue menjalani puasa di kota ini. Ditambah lagi sekarang sedang memasuki pekan UAS.

Gak kerasa sebenernya gue udah dua semester di sini. Tiba-tiba udah aja ketemu UAS lagi. Berarti udah setahun ya gue berkutat sama molekul-molekul, ion-ion, dan rumus-rumus kimia yang ribetnya pake banget itu, hahaha. Kok bisa gitu ya gue bertahan. Tapi alhamdulillah, Allah masih ngelindungin gue, dan membuat gue nyaman disini dengan segala kesulitannya.

Kenyamanan ini Allah berikan ke gue melalui mereka. Ya, teman-teman yang selalu ada buat gue, nemenin gue belajar, belanja, makan, bahkan sampe tidur! Hahaha. Mereka adalah temen satu tempat kost gue, mereka memang bener-bener sabar banget ngeladenin gue. Hahaha.

Dan yang kedua tentu aja keberadaan orang-orang yang kece, seru, badai di kelas yang sekarang gue tempati untuk menuntut ilmu. Kelas yang super gokil. Kebersamaan yang gue rasain disini bener-bener top deh! Kelas Brocholy “Big Republic of Chemistry Analys”, merupakan tempat yang amat sangat membuat gue nyaman dan gak bosen di kelas. Setiap ada mata kuliah yang membosankan, selalu aja ada lawakan yang keluar dari anak-anaknya. Membuat suasana kelas semakin tidak membosankan.

Dan yang terakhir tentu aja karena ada temen-temen gue di organisasi. Yup, organisasi yang gue pilih di kampus ini adalah Jurnalika “Jurnalistik Akademi Kimia Analisis”. Sebenernya gak kebayang gitu bakal dapet temen-temen pers yang gila-gila kayak gini. Hahaha, sifat-sifat mereka yang berbeda itu lho yang ngebuat hari-hari gue berwarna banget bareng mereka. Hahaha


Ya, pokoknya ya, dibalik segala kesulitan gue di kampus ini, kayak bikin laporan praktikum lah, dosen yang ngasih banyak tugas lah, dosen yang killer lah, gue masih tetep bersyukur lho. Karena sekarang gue ngerasa hidup gue itu balance, disamping gue punya segala kesulitan itu, gue juga punya banyak sumber kebahagiaan yang bisa ngebuat gue menutupi segala kesulitan itu. Lengkap lah pokoknya kalo ada mereka :D

Tuesday 1 July 2014

Ketika Hati Tidak Saling Memiliki

Pernahkah kalian mengagumi seseorang, lalu menginginkan kalian memiliki hatinya? Aku rasa setiap orang pasti pernah mengalaminya. Di saat hati kita telah memilihnya, tetapi dia tidak mempedulikannya, di saat itulah hati kita tidak saling memiliki. Ya, mungkin saja hati kita ini telah menjadi miliknya, tetapi entah sampai kapan kita harus terus menunggu untuk menjadikan hatinya milik kita. Tidak akan ada kata pasti sebelum hal itu terjadi.

Saat sang pemilik hati ini mendekati pemilik hati yang lainnya, apa yang bisa kita perbuat? Sampai kapan kita akan bersabar? Hati kita pasti akan meronta, ia merasa cemburu, kecewa, dan tentu sakit atas kehadiran hati lainnya. Tetapi apa daya kita? Kita tidak dapat melakukan apa pun. Hati tersebut belum memiliki tempat berlabuh, ia berhak memilih siapa saja untuk melabuhkannya. Sedangkan kita? Hati kita serasa telah dimilikinya.

Hati kita dan hatinya memang tidak saling memiliki sampai detik ini. Hal itulah yang membuat rasa sakit ini terus bertambah. Tidak adanya kata memiliki untuk sebuah hubungan menjadikan hati kita risau dan takut. Takut jika hati yang telah dipilihnya menjadi milik orang lain. Rasa ini akan terasa jauh lebih besar dibanding dengan dua hati yang telah saling memiliki.

Hati yang saling memiliki seperti terhubungan dengan sehelai benang. Saat hati yang satu berdekatan dengan yang lainnya, akan selalu ada benang yang membuatnya teringat dengan hati lainnya, hati yang telah dia miliki. Jika kedua hati yang telah saling memiliki ini saling menjaga, mereka tidak akan mungkin saling menyakiti, tidak akan saling mendekati hati yang lainnya.

Sakit, melihat hati yang telah memiliki hati kita berkelana untuk mencari hati lain yang mampu membuatnya berlabuh. Tetapi apakah mereka tidak sadar bahwa hati yang membuatnya ingin berlabuh belum tentu menerimanya? Apa yang akan dia lakukan selanjutnya? Ya, tentu saja berusaha untuk membuat dirinya berlabuh. Bagaimana pun caranya.

Hati ini tidak akan memikirkan hal lainnya, kecuali bagaimana cara membuat dirinya berlabuh. Padahal, tanpa dia ketahui, hati kita telah dimiliki olehnya. Tanpa dia ketahui pula, saat dia berusaha mendapatkan sebuah pelabuhan, ada hati lain yang tersakiti, tergores, bahkan terasa teriris menyaksikannya.


Mulai sekarang, apa salahnya jika kita menjaga apa yang telah kita miliki? Karena apa yang kita inginkan belum tentu menjadi yang terbaik untuk kita. Biarkan hati ini memilih dengan sendirinya, biarkan kata “saling memiliki” ini tumbuh karena telah terbiasa. Ya, biarkanlah sebuah cinta tumbuh karena terbiasa, karena sebuah kenyamanan, dan karena sebuah kepercayaan. Biarkanlah sesekali cinta tumbuh dengan caranya, tidak dengan kita yang memilihnya.