Friday, 22 April 2011

CCC (just my imagination, hahaha) Part1

Hello, all! XD hahaha. Di sini berhubung daya imajinasi gue yang rendah ini sedang mendapatkan bayang-bayang cerita gak bagus alias standar alias jelek alias amatir ya apalah di sebutnya. Gue pengen posting imajinasi gue ini buat lo-lo semua! Terutama buat Bismaniac wkwkwk XD. Jadi CCC buatan imajinasi gue ini berlatarkan saat masalah keluargaRafael sama Putri tu udah tuntas tas tas tas XD. Dan udah gak ada lagi yang ganggu hubungan mereka lagi, alias keluarga mereka udah gak ada yang ribut dengan warisan lagi. Pokoknya semuanya udah selesai! Hahaha. Sekarang tinggal gantian Bisma yang menjadi pemeran utamanya, hahaha. Tapi mungkin latarnya itu akan gue ganti-ganti dikit, hahaha (maaf ya untuk yang buat naskah aslinya CCC, wkwkwk). Dan di sini akan ada satu nama baru, yaitu Fiola, hahaha.

Ok, jadi ini bagian yang harus diketahui. Kakeknya Rafael, Morgan, dan Rangga dengan kakeknya Bisma, Reza, Ilham, dan Dicky itu dulunya merupakan rekan bisnis yang saling membantu untuk memajukan usahanya masing-masing. Setelah usaha mereka berdua sukses, mereka berdua telah menganggap rekan kerjanya masing-masing itu sebagai saudara sendiri. Dan akhirnya saat masing-masing dari mereka telah mempunyai cucu, saling diperkenalkanlah mereka (cucunya itu anak-anak SMASH). Dan mereka pun punya hobi ngumpul-ngumpul sehingga sekarang bisa jadi kayak gitu, haha. Namun, pas mereka dikenalin waktu itu, ternyata si kakeknya Rafael ini mempunyai 1 cucu perempuan bernama Fiola. Kebetulan waktu itu Fiola lagi pergi bersama kedua orangtuanya ke Kanada untuk menuntut ilmu di sana. Dan Fiola merupakan cucu termudanya sang kakek. Saat perjalanan menuju bandara, mobil yang Fiola dan orangtuanya tumpangi itu kecelakaan. Sehingga, menghilangkan nyawa kedua orangtua Fiola, tetapi dirinya pun selamat. Semenjak itu, Fiola sangat di sayang oleh sang kakek. Dan akhirnya, Fiola pun di bawa oleh sang kakek ke Kanada untuk tetap bisa menuntut pendidikannya disana. Sewaktu itu Bisma, Reza, Ilham, dan Dicky gak tau akan keberadaannya Fiola. Karna kakeknya belum sempat memperkenalkan mereka.

Sekarang, setelah beberapa tahun berlalu. Kakek pun memutuskan untuk kembali ke Kanada mendampingi sang cucu tercinta, karena menganggap masalah keluarganya tentang warisan telah selesai. Dan inilah awal mula ceritannya.....

"Huh, udah lama ya gue nggak ke sini. Tapi tetep aja gak ada yang berubah dari rumah ini," pikir wanita berparas cantik ini sambil tersenyum, kini ia berada di depan rumah sang Kakek yang ditinggali oleh Morgan. Ya, wanita itu adalah Fiola. Dia datang ke Indonesia, entah apa tujuannya datang ke sini. Yang jelas, tidak ada yang tau kalau ia akan datang ke Indonesia. Termasuk kakek.

"Lebih baik gue masuk sekarang," ujarnya kepada diri sendiri sambil tersenyum. Diseretnyalah koper berukuran lumayan besar yang setia menemaninya selama perjalanan ke pintu masuk rumah itu. Ia pun membunyikan bel pintu rumah tersebut dengan wajah sumringah. Sang pelayan pun langsung membukakan pintu, dan terkejut melihat kedatangan Fiola. Fiola pun tersenyum dan menyapa sang pelayan tersebut yang masih terkejut dengan kedatangannya. Ia lalu masuk dan mencari sang kakek.

"Kakek, kakek, Fiola dateng kek," panggil Fiola dari ruang tengah. Kakek pun keluar dari kamarnya dan terkejut akan kedatangan Fiola. Fiola pun memeluk kakeknya. Setelah mereka saling melepaskan rindu, Fiola pun bercerita tentang kedatangnnya ke Indonesia. Ternyata Fiola mempunyai keputusan untuk tinggal di Indonesia, dia ingin tilnggal dekat dengan keluarga dan saudara-saudaranya. Tidak seperti di Kanada yang jauh dari orang-orang yang ia sayangi. Apalagi sudah hampir lebih dari 7 tahun dia bersekolah di Kanada dan tidak pernah sekalipun berkunjung ke Indonesia. Ia pun memutuskan untuk bersekolah di Indonesia.

"Baiklah, kalau itu keputusan kamu, kakek mengerti. Kakek akan urus kepindahanmu dan kamu besok sudah mulai bisa sekolah di SMA Harapan." ucap kakek sambil tersenyum saat selesai mendengarkan cerita cucunya.
"Serius kek? Makasih yaaa! *hug* Kek, ngomong-ngomong yang laen pada kemana?" tanya Fiola sambil melihat sekeliling.
"Kan, yang tinggal di sini cuma Morgan, tapi yang pasti mereka semua itu sedang ada di sekolah."
"Sekolah?"
"Iya. Kamu tenang saja, mulai besok kamu akan satu sekolah dengan mereka,"
"Serius kek? Makasih ya..."
"Iya, sayang..."

Jam demi jam pun berlalu. Morgan pun telah pulang dari sekolah, dan terkejut melihat Fiola.
"Lo siapa?"
"Morgan, gue Fiola" jawabnya sambil tersenyum
"Fi, Fiola?"
"Iya, Fiola. Mulai besok gue akan sekolah di sekolahan lo"
"Oh."
Morgan pun langsung berjalan ke lantai atas. Fiola sedih melihat sifatnya Morgan dan berfikir, "kok sifatnya Morgan berubah, kenapa tanggapan dia cuma kayak gitu ke gue? apa dia gak kangen sama gue? apa dia gak seneng gue disini?"

Keesokan harinya saat ingin berangkat sekolah,
"Gan, gue boleh bareng kan?" tanya Fiola saat Morgan ingin mmasuki mobilnya.
"Ya, udah." jawabnya langsung masuk ke dalam mobil.
Selama perjalanan menuju sekolah, mobil yang mereka tumpangi terasa sunyi, sepi. Fiola pun sempet flashback mengenai masa kecilnya bersama Rafael, Morgan, dan Rangga. Saat itu, mereka berempat begitu dekat, dan selalu saja ada obrolan-obrolan menarik yang selalu mereka perbincangkan. Dan saat ini, rasanya tidak seperti dulu lagi, "apakah karna mereka sudah dewasa?" tanya Fiola dalam hati dengan perasaan sedih.

"Udah nyampe, lo mau tetep di sini," ucap Morgan membuyarkan lamunan Fiola.
"Eh, emm, iya lo duluan aja. Nanti gue masuk sendiri. gak papa kok :)" jawabnya gagap.

Morgan pun berjalan menuju sekolah. Saat perjalanan ia pun bertemu dengan ke-6 anggota SMASH yang lain.
"Gan, itu siapa yang ada di mobil lo?" tanya Rangga melihat sesosok wanita berambut hitam di dalam mobilnya Morgan, pada saat itu wajahnya tidak terlihat karena sedang membelakangi mereka.
"Fiola" jawabnya singkat.
"Fiola?!!?" kejut Rangga dan Rafael bersamaan.
"Iya, dia baru aja dateng kemaren, dan mutusin buat sekolah di sini"
"Siapa Fiola?" tanya Bisma yang diikuti oleh wajah penasaran Dicky, Ilham, dan Reza.

Rangga pun menjelaskan semuanya kepada mereka ber-4.
"Oh, kok lo gak pernah cerita ke kita sih?" tanya Reza.
"Ya, lo pada gak nanya." sahut Rafael.
"Kenalin ke kita bisa kali, hahaha" goda Dicky diikuti tawa ke-3 saudaranya.
"Ada-ada aja sih -_-" jawab Rafael sambil berlalu, diikuti oleh yang lainnya.
Sebelum pergi, Bisma sempat melirik ke arah cewek itu, dia penasaran seperti apa wajah Fiola, cucuru termuda sang kakek.

Bel tanda masuk pun berbunyi, Fiola pun keluar dari mobil dan segera menuju ke kelasnya. Saat ia sedang merogoh tasnya untuk mengambil handphone ia bertabrakan dengan seseorang yang kebetulan juga sedang terburu-buru. BUUK!

"Eh, maaf gue gak sengaja," ucap orang yang tergesa-gesa tadi sambil membantu Fiola berdiri.
"Iya gak papa :)"
"Eh, lo anak baru ya? Kok gue gak pernah liat?"
"Iya, gue baru aja masuk hari ini"
"Oh, kelas berapa?"
"1B"
"1B? Sekelas sama gue dong berarti. Bareng yuk ke kelas, lagian lo pasti belum tau kan kelasnya,"
"Iya, makasih ya :)"
"Ya, udah, ayo cepat tudah bel tuh :)"
Akhirnya, mereka pun berjalan bersama menuju kelasnya.

Sesampainya di kelas. Mereka pun duduk bersebelahan.
"Oh, ya, tadi kita belom sempet kenalan. Gue Putri. Lo?"
"Fiola :)"
"Ok Fiola, salam kenal ya :)"
Pelajaran pun dimulai dengan datangnya seorang guru Biologi. Dan sebelum pelajaran dimulai, Fiola pun diperkenankan untuk memperkenalkan diri.

"Lo mau ikut ke kantin gak?" tanya Putri saat bel istirahat berbunyi.
"Nggak, gue mau liat-liat sekolahan ini dulu :)"
"Mau gue temenin?"
"Oh, e, nggak usah. Lo ke kantin aja, gue gak papa kok"
"Beneran?"
"Iya, makasih ya :)"
"Ya udah deh, gue duluan ya."
"Iya"

Setelah Putri keluar kelas, Fiola pun turut keluar kelas untuk melihat seisi sekolah. "Besar juga sekolahannya, tapi lebih besar waktu di Kanada," batinnya sambil tersenyum. Kini dia sedang berjalan menuju halaman sekolah. Di sana dilihatnya Rangga, Rafael, dan Morgan bersama dengan ke-4 temannya yang lain. Mereka sedang duduk di bangku taman. Fiola merasa aneh melihat mereka semua, seakan-akan anak-anak yang melewatinya itu enggan untuk lewat di depannya. Akhirnya ia pun bertanya dengan salah seorang siswi yang lewat di depannya.

"Eh, maaf. Gue mau nanya, mereka itu siapa ya? Kok kayaknya disegani sama anak sini?" tanya Fiola sambil menunjuk ke arah Rafael dkk.
"Eh, lo gak tau mereka siapa?"
"Nggak, maaf gue anak baru di sini :)"
Siswi itu memperhatikannya dari atas sampai bawah, lalu berkata "Mereka itu anak-anak SMASH. Keluarga mereka adalah donatur terbesar di sekolah ini."
"SMASH?"
"Iya, boy band yang lagi naik daun saat ini"
"Bo... boy band? Oh makasih ya :)"
"Iya sama-sama"

Setelah siswi tersebut pergi, Fiola pun kembali mengamati Rafael dkk. "Apakah karna ini, sifat mereka jadi berubah sama gue?" pikirnya. Saat sedang melihat Rafael dkk, tiba-tiba Bisma melihat ke arahnya. Fiola terkejut dan memalingkan mukanya.

"Eh, guys, kayaknya ada yang merhatiin kita deh dari tadi," seru Bisma kepada yang lainnya. Spontan semuanya pun langsung menoleh ke arah Fiola. Kejadian itu membuatnya semakin salting. Dan akhirnya dia langsung berbalik dan berniat ingin meninggalkan tempat itu. Dan sialnya saat berbalik ia harus bertabrakan dengan...

"Eh, lo apa-apaan sih maen tabrak-tabrak aja. Liat-liat dong kalo jalan!" bentak Zee.

"Eh, tu cewek kayaknya bakal dapet masalah deh" seru Bisma yang terus memperhatikan cewek tersebut, terlebih lagi saat melihatnya bertabrakan dengan Zee. Bisma pun langsung menuju ke arah mereka, diikutin oleh wajah khawatir Rafael dan Rangga.

"Eh, lo anak baru ya disini? gue belom pernah ngeliat lo sebelumnya?" tanya Zee tetap dengan nada tinggi.
"Iya, gue anak baru di sini" jawab Fiola berani.
"Eh, nyolot banget lo ngomong sama gue, lo gak tau gue siapa?" tanya Zee dengan nada yang lebih tinggi. Ia pun lalu mendong Fiola hingga jatuh.

"Eh, apa-apan lo pake dorong-dorong Fiola!" bentak Rafael yang tiba-tiba sudah berada di sana.
"Ra... Rafa, tadi dia itu udah bentak gue," jawab Zee tergagap.
"Bohong!" bela Fiola yang masih terkapar.
"Eh, sini gue bantu bangun." seru Bisma sambil mengulurkan tangannya ke Fiola. Fiola tertegun, dia terkejut melihat wajah Bisma sedekat itu.
"Hei, lo gak papa kan?" serunya lagi.
"Eh, iya." jawab Fiola yang tersadar dari lamunannya. Ia pun langsung menggapai tangan Bisma dan berusaha berdiri. Sayang, ternyata kakinya sedikit terkilir, dan akhirnya ia kembali jatuh. Akhirnya, Bisma pun membantunya berdiri dan membopongnya.

"Liat, apa yang lo udah lakuin ke adek gue!" bentak Rafael lagi kepada Zee.
"Apa? Adik?" Zee terkejut.

To be continue...

No comments:

Post a Comment