Saturday, 23 April 2011

CCC (just my imagination, hahaha) Part2

"Liat, apa yang lo udah lakuin ke adek gue!" bentak Rafael lagi kepada Zee.
"Apa? Adik?" Zee terkejut.


"Iya, Fiola itu adik kita" seru Rangga.
"Eh, enggak mungkin. Kalian, kalian kan gak punya saudara lagi, apalagi adik perempuan," sru Zee bingung.
"Emang gue musti laporan dulu sama lo gue punya adik atau nggak?" balas Rafael.
"Bukan begitu, tapi kan..."
"Udah lah! Bis, cepet bawa Fiola ke UKS" perintah Rafael.
"Sip, bos. Ayo Fi." seru Bisma sambil membopong Fiola.
"Hem, iya." jawab Fiola sambil meringis sakit.

Sesampainya di UKS, UKS tersebut kosong. Hanya mereka berdualah yang ada di situ.
"Kemana sih ni petugasnya" seru Bisma setelah membantu Fiola duduk di atas kasur.Ia lalu membuka lemari obat dan mengambil minyak gosok dan perban.
"Sebenernya gue gak begitu ahli masalah beginian, tapi kalo gak ada petugasnya apa boleh buat." ucap Bisma, lalu berjongkok disebelah kaki Fiola.
"Lo mau ngapain?" tanya Fiola. Bisma yang tadinya ingin membuka sepatu Fiola pun akhirnya terhenti.
"Ngobatin kaki lo lah" lalu kembali ingin melepaskan sepatu Fiola.
"Eh? udah gak usah, gak usah. nanti biar gue sendiri aja." jawab Fiola sambil menangkis tangan Bisma yang ingin menyentuh sepatunya.
"Eh, gak papa lagi. lo gak usah takut. Lagian ini gak perlu sampe operasi kan? Ya gue masih bisa lah"
"Udah gak usah. Gue bilang gak usah ya gak usah!" keukeh Fiola.

"Lo ngapain Fiola, Bis?" seru Dicky yang datang bersama teman-temannya.
"Dih, nggak ngapa-ngapain kok." jawab Bisma bangun menghampiri teman-temannya.
"Alah! Lo gak papa kan Fi?" tanya Rafael menghampiri Fiola.
"Gak papa kok kak, ini cuma terkilir ringan"
"Ini minyaknya dah dipake?" tanya Rafael sambil mengambil minyak gosok yang terdapat di atas kasur.
"Belom"
"Bis, lo gmn sih? Bukannya lo ngasihin ini. malah didiemin aja!" seru Rafael kepada Bisma.
"Eh, tadi gue..."
"Tadi, dia dah mau nolong kok kak. Cuma aku merasa gak enak, jadi biar aku sendiri aja nanti." seru Fiola memotong ucapan Bisma sambil tersenyum.
"Ya, udah gue aja yang obatin" seru Rafael.
"Kak? Kakak mau ngobatin kaki aku?" tanya Fiola kurang yakin.
"Iya, emang knp?"
"Hiks, hiks" Fiola mulai menangis.
"Fi, lo kenapa?" cemas Rangga, diikuti oleh wajah khawatir teman-temannya yang lain.
"Aku kira, Kak Rafa, Rangga, dan Morgan udah gak peduli lagi sama aku hiks. Aku kira, kalian gak mau anggap aku adik lagi. Hiks" ucap Fiola tersedu-sedu sambil berusaha menghapus air matanya.
"Nih" Morgan memberikan saputangannya kepada Fiola.
"Eh, Kak Morgan?" seru Fiola.
"Pasti lo berfikir kayak gitu gara-gara si Morgan kan?" tanya Rafael. Fiola terdiam.
"Morgan emang begitu orangnya. Udah gak usah diambil hati" seru Bisma.
Yang lainnya pun menoleh ke Bisma. "Eh? Kenapa? Gue salah ngomong ya? Hehe"
"Lo merusak suasana aja sih" bisik Ilham kepada Bisma.
"Yeh, maaf"

"Udah ya gak usah nangis. Kita tetep sayang kok sama lo." seru Rangga kepada Fiola.
"Bener? Kalian gak marah sama gue?"
"Nggak. Buat apa kita marah?" seru Rafael tersenyum.
":') Makasih ya"
"Iya"

Tidak terasa bel pun sudah berbunyi.
"Hmm... udah bel. Gue balik ke kelas dulu ya." seru Fiola.
"Tapi kan kaki lo belom diobatin" seru Bisma.
"Gpp kok. nanti dirumah bisa diobatin :)"
"Ya, udah. Mau gue anterin?"
"Ciee, Bisma. Perhatian banget sih kayaknya," goda Ilham.
"Ih, apaan sih lo!" bales Bisma.
"Gak usah. gue bisa sendiri kok. :)" jawab Fiola.
"Ya, udah gue aja ya yang anter. Lo kelas mana emang?" tanya Rafael
"1B kak."
"Oh, ya udah yuk gue bantu jalan"
"Ya"

Mereka pun berlajan menuju pintu. Dan saat melewati Bisma, Fiola sempat melihat ke arahnya lalu tersenyum. Bisma pun kaget melihat senyumannya yang sangat manis. Rafael dan Fiola pun jalan menuju kelas 1B.
"Fi, katanya, tadi lo kelas 1B kan?" tanya Rafael.
"Heem." balas Fiola.
"Berarti lo kenal Putri dong?"
"Putri? Oh, ya, Putri. Dia duduk pas disebelah aku kak. Dia baik :). Kenapa kak?"
"Dia cewek kakak"
"ha? Yang bener kak? Hahaha, kakak beruntung punya cewek kayak dia"
"Hahaha, bisa aja lo"

Saat memasuki kelas, Putri kaget melihat Rafael yang sedang membopong Fiola.
"Rafa, kok kamu... ya ampun Fi, lo kenapa?" Putri kaget, lalu bangkit dari tempat duduknya.
"Nggak papa kok, cuma sedikit terkilir :) oh, ya, Put, lo jangan salah sangka, ya. Kak Rafa ini kakak gue :)" ucap Fiola.
"Kakak? Maksud lo?" tanya Putri.
"Nanti aku ceritain ya, Put, sekarang udah bel tuh" jawab Rafael.
"Eh? Hmm, ya" sautnya tetap bingung.

"Bis, lo kok kayaknya kok peduli banget sih sama Fiola" tanya Reza pada jam pulang sekolah.
"Maksud lo?"
"Iya, lo gak kayak biasanya"
"Itu kan karna dia adiknya Rafael" jawabnya acuh.
"Tapi dia cantik lho, Bis,"
"..."
"Kok diem?"
"Udah, lah, pulang yuk!" ajak Bisma sambil langsung berjalan ke pintu kemudi mobilnya.
"Hahaha, ketauan lo!" seru Reza saat Bisma ingin memasuki mobilnya, entah apa ia mendengar ucapan Reza atau tidak.

"Oh, jadi gitu. Kasian ya, Fiola," ucap Putri setelah mendengar penjelasan Rafael.
"Iya, tapi dia paling gak mau kalo dikasianin."
"Ya, iyalah Rafa, semua orang juga gak mau kali,"
"Hahaha, eh, ngomong-ngomong Fiola mana?"
"Tadi, sih, dia bilang mau pergi ke suatu tempat,"
"Lho, kok dia gak bilang ke aku sih?" tanya Rafael dengan nada yang agak tinggi. Ia pun bergegas mengambil HP yang ada di saku celananya.
"Udah, lah, Rafa. Kamu gak boleh terlalu protectif banget sama dia. Nanti dia malah merasa gak nyaman. Mungkin dia mau ngumpul sama teman-temannya" ucap Putri menenangkan.
"Tapi..." ucap Rafael ragu.
"Aku tau kok, Fiola itu anak baik. Dia gak mungkin ngelakuin sesuatu yang nggak-nggak :)"
"Hmm, iya sayang. Ya udah. pulang bareng yuk!"
"Boleh"

"Za, mampir ke toko VCD dulu yuk, ada lagu yang pengen gue beli." ajak Bisma sambil terus melajukan mobilnya.
"Ya, terserah lo, deh."

bersambung....
tapi part 2 ini blm selesai -_- lagi cari inspirasi. dan suasana hati sedang tidak mendukung :(

No comments:

Post a Comment