Pagi ini sama seperti pagi-pagi sebelumnya, gue berniat bangun jam 5, tapi baru bangun jam setengah 6 kurang dikit; naik kelantai satu buat beresin buku; ngambil seragam sekolah; turun ke lantai dasar buat shalat; mandi di kamar nenek; sarapan; pake seragam; dan siaplah gue buat berangkat sekolah. Tapi yang membedakan pagi ini dengan pagi-pagi yang lainnya adalah rintik-rintikan hujan yang masih tersisa dari gururan hujan pada malam harinya. Gue mulai panik saat melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 06.15 kurang dikit. Saat itu juga terlintas dipikiran gue, gue yang duduk di tengah lapangan bersama anak-anak lain yang juga telat datang ke sekolah, lalu membaca surat An-Nas sebanyak 10 kali, dan akhirnya telat masuk ke dalam kelas. Sumpah, gue pengen banget dianterin naek mobil biar bisa lewat tol. Terbayang gak sih, kota Jakarta yang abis diguyur hujan itu macetnya kayak apa?
Alhasil, diantarlah gue naek motor. Di sepanjang jalan, gue melihat-lihat sekeliling jalan dan pohon yang basah akibat guyuran hujan semalem, plus rintik-rintikan hujan pagi ini. Entah kenapa tiba-tiba gue teringat saat gue masih sekolah di cx-one, waktu kelas 9. Hari Kamis, pelajaran pertama adalah tabus. Suasananya sama dengan pagi ini, hujan. Tetapi saat itu hujan nya bener2 yang namanya hujan. Bukan gerimis. Bedanya, saat itu gue gak merasakan kecemasan yang gue rasakan sekarang.
Saat itu, jam sudah menunjukkan lewat dari pukul 06.30, dan gue diantar ke sekolah pake mobil. Perjalanan dari rumah ke sekolah sangat lama ditempuh karena macet, padahal sesungguhnya jarak rumah gue ke sekolah gak sejauh itu. Selama dalam perjalanan, gue selalu memegang hp dan sms/telpon2an sama Ira, Dede, Razak, dan Janda. Ternyata, diantara mereka ada yang bernasip sama kayak gue, yaitu Janda. Ternyata dia juga belum sampai disekolah, dan masih berteduh di jalan.
Bagi kalian yang tau cx-one, pasti kalian ingat bagaimana letaknya, dan jalan mana saja yang bisa dilewati untuk sampai di sana. Jalan yang sebenarnya hanya bisa dilewati oleh 1 mobil. Dan kalian tau, jalan itu macet bgt! Penuh dengan mobil yang sedang mengantri untuk lewat. Dan gue yakin, semua mobil yang mengantri di jalur itu mempunyai satu tujuan yang sama. Yaitu, cx-one! Butuh waktu yang cukup lama untuk benar-benar berada di depan SMP gue tercinta itu.
Saat sampai di depan gerbang, kalian tau apa yang gue alami? Gue disambut oleh seorang satpam yang sudah siap dengan payungnya untuk memayungi setiap anak-anak yang ingin masuk ke dalam sekolah. Itu bener-bener sangat mengharukan! (lebay -_-) Saat gue sampai di dalam kelas, tepatnya di kelas 97. Ternyata masih sedikit murid yang datang, dan itu berarti masih banyak bangku kosong yang tersedia. Gue pun gak diomeli karna datang telat.
Setelah gue mengenang saat-saat tersebut, tanpa sadar gue udah sampe di depan gerbang 112. Gue melepas jas hujan, lalu tidak ada yang memayungi gue saat itu. Tidak ada yang menyambut gue saat itu. Gue masuk ke kelas seperti biasanya, berjalan seperti biasnya. Dan nggak ada hal yang spesial yang gue dapat hati itu.
No comments:
Post a Comment