Monday, 3 June 2013

Tangisan Malam

Malam ini, gue akan menceritakan salah satu sosok yang sangat berharga di hidup gue. Sosok seseorang yang selama ini selalu bisa memberikan gue sebuah kehangatan tersendiri bila berada di dekatnya. Banyak orang yang menilai dia adalah sosok yang baik, dermawan, dan juga suka menolong. Tapi buat gue, dia lebih dari itu semua. Dia adalah sosok yang selama ini udah menemani hari-hari gue. Orang tersebut adalah kakek gue.

Kakek, atau yang biasa gue sebut “mbah kong” ini, adalah seorang kakek dan sekaligus ayah buat gue. Karena selama ini gue emang gak tinggal satu atap sama orang tua gue. Gue hanya kumpul sama mereka di akhir pekan atau hari libur saja. Dan kepergiannya yang tidak diduga-duga 2 tahun yang lalu bener2 membuat gue merasa kehilangan.

Setiap malam, setelah kepergiannya, gue selalu merasa sedih bila mengingat setiap kebersamaan yang gue lalui bersama beliau. Itu lebih berharga dari apa pun juga. Dan gue ngerasa, dia selalu memanjakan gue secara tidak langsung. Mungkin karena gue adalah cucu pertama yang dia miliki. Dan sekarang gak ada lagi sosoknya yang menemani hari-hari gue.

Gue sebenernya gak tau musti ngomong apa lagi, yang jelas saat ini gue lagi kangen bangeeeeeeeeeeeeeeeeeeet sama beliau. Terkadang rasanya gue pengen banget ke tempat peristirahatan terakhirnya hanya untuk sekedar cerita tentang hal-hal yang udah gue lalui selama dia gak ada. Tapi hal itu nggak pernah terjadi. Gue takut, gue takut gak bisa nahan diri di sana. Dan yang lebih gue takutin, gue takut ada yang ngeliat gue berada di sana. Entah kenapa, tapi gue gak pengen mereka tau.

Selama ini, gue gak pernah bilang siapa pun gue kangen sama dia. Gue gak pernah nunjukin sisi lemah gue di depan keluarga gue. Keluarga gue bisa dengan mudahnya nangis dan bilang kangen saat mengingat beliau, tapi gue gak bisa ngelakuin itu. Gue gak mau. Apa itu artinya gue gak sayang sama beliau?

Ini adalah pertama kalinya gue bener-bener kehilangan seseorang yang sangat berarti di hidup gue. Beliau adalah orang pertama yang pergi meninggalkan gue. Terkadang, gue sempat berfikir, “Kenapa gue harus bertemu beliau?”. “Apa nggak sebaiknya beliau pergi sebelum gue mengerti semuanya?”. Tapi di satu sisi, gue pengen merasakan kehangatannya, kasih sayang yang beliau selama ini kasih ke gue. Tapi gue gak sanggup kehilangan belliau.

Gue sayang, sayaaaaaaaaaaang banget. Gue belom sempet ngasih apa-apa ke dia. Padahal di masa jayanya dulu, dia lah yang selalu menuhin apa yang gue mau. Beliau yang membelikan gue boneka saat gue nangis. Beliau yang menemani gue tidur saat tidak ada yang menemani gue tidur.

Tapi inilah takdir, kita gak bakal tau yang akan dia bawa untuk kita. Jadi gue cuma mau berpesan satu hal. Sayangilah semua orang yang sekarang berada di sekitar lo, perlakukanlah mereka dengan baik.


Dan sekarang mungkin inilah takdir yang Allah berikan ke gue. Takdir ini menuntut gue untuk lebih mandiri dan tidak manja. Dan mudah-mudahan, gue bisa meraih hal tersebut. Aamin :’)

No comments:

Post a Comment