Malam ini, gue
akan menceritakan salah satu sosok yang sangat berharga di hidup gue. Sosok
seseorang yang selama ini selalu bisa memberikan gue sebuah kehangatan
tersendiri bila berada di dekatnya. Banyak orang yang menilai dia adalah sosok
yang baik, dermawan, dan juga suka menolong. Tapi buat gue, dia lebih dari itu
semua. Dia adalah sosok yang selama ini udah menemani hari-hari gue. Orang
tersebut adalah kakek gue.
Kakek, atau yang
biasa gue sebut “mbah kong” ini, adalah seorang kakek dan sekaligus ayah buat
gue. Karena selama ini gue emang gak tinggal satu atap sama orang tua gue. Gue
hanya kumpul sama mereka di akhir pekan atau hari libur saja. Dan kepergiannya
yang tidak diduga-duga 2 tahun yang lalu bener2 membuat gue merasa kehilangan.
Setiap malam,
setelah kepergiannya, gue selalu merasa sedih bila mengingat setiap kebersamaan
yang gue lalui bersama beliau. Itu lebih berharga dari apa pun juga. Dan gue
ngerasa, dia selalu memanjakan gue secara tidak langsung. Mungkin karena gue
adalah cucu pertama yang dia miliki. Dan sekarang gak ada lagi sosoknya yang
menemani hari-hari gue.
Gue sebenernya
gak tau musti ngomong apa lagi, yang jelas saat ini gue lagi kangen
bangeeeeeeeeeeeeeeeeeeet sama beliau. Terkadang rasanya gue pengen banget ke tempat
peristirahatan terakhirnya hanya untuk sekedar cerita tentang hal-hal yang udah
gue lalui selama dia gak ada. Tapi hal itu nggak pernah terjadi. Gue takut, gue
takut gak bisa nahan diri di sana. Dan yang lebih gue takutin, gue takut ada
yang ngeliat gue berada di sana. Entah kenapa, tapi gue gak pengen mereka tau.
Selama ini, gue
gak pernah bilang siapa pun gue kangen sama dia. Gue gak pernah nunjukin sisi
lemah gue di depan keluarga gue. Keluarga gue bisa dengan mudahnya nangis dan
bilang kangen saat mengingat beliau, tapi gue gak bisa ngelakuin itu. Gue gak
mau. Apa itu artinya gue gak sayang sama beliau?
Ini adalah
pertama kalinya gue bener-bener kehilangan seseorang yang sangat berarti di
hidup gue. Beliau adalah orang pertama yang pergi meninggalkan gue. Terkadang,
gue sempat berfikir, “Kenapa gue harus bertemu beliau?”. “Apa nggak sebaiknya
beliau pergi sebelum gue mengerti semuanya?”. Tapi di satu sisi, gue pengen
merasakan kehangatannya, kasih sayang yang beliau selama ini kasih ke gue. Tapi
gue gak sanggup kehilangan belliau.
Gue sayang,
sayaaaaaaaaaaang banget. Gue belom sempet ngasih apa-apa ke dia. Padahal di
masa jayanya dulu, dia lah yang selalu menuhin apa yang gue mau. Beliau yang
membelikan gue boneka saat gue nangis. Beliau yang menemani gue tidur saat tidak
ada yang menemani gue tidur.
Tapi inilah
takdir, kita gak bakal tau yang akan dia bawa untuk kita. Jadi gue cuma mau
berpesan satu hal. Sayangilah semua orang yang sekarang berada di sekitar lo, perlakukanlah
mereka dengan baik.
Dan sekarang
mungkin inilah takdir yang Allah berikan ke gue. Takdir ini menuntut gue untuk
lebih mandiri dan tidak manja. Dan mudah-mudahan, gue bisa meraih hal tersebut.
Aamin :’)
No comments:
Post a Comment