
“Saya tahu banyak yang bilang The Doctor sudah habis. Hari ini terbukti saya masih layak bertarung di level atas. Hanya itu yang saya inginkan saat memutuskan balik ke Yamaha, sebuah pembuktian. Hari ini rasanya seperti Valentino kala berusia 20 tahun,”
Setelah 2,5 tahun menunggu akhirnya Valentino Rossi kembali meraih gelar juara dengan tampil gemilang memenangi GP Belanda, Assen, Sabtu (29/6). The Doctor Is Back! Itulah kata yang pantas kita ucapkan sebagai penggila balap motor. Dimana kalau kita lihat balapan yang ketat di Assen ini, menjadi ajang arenanya para pembalap Yamaha. Dan tentu yang jadi bintang utamanya adalah Rossi sang "The Doctor", sang juara, hahaha. Tapi ingat semua itu bukan kebetulan, tapi jelas berkat perjuangan dan kerja keras Rossi. Itu bisa kita lihat dari sesi awal begitu juga dengan penampilan Lorenzo & Curtchlow yang Layak mendapat apresiasi tinggi dari pengemar MotoGP.
Kalau kita kembali melihat hasil tes di sirkuit Aragon semuanya menjadi mungkin apalagi melihat penampilan Rossi seperti yang banyak diberitakan mulai dari Free Practice sampai ke kualifikasi, walau Rossi hanya ada diposisi ke-4, tapi jelas Rossi ada dikelompok pembalap pencetak 1 menit 35 detik koma sekian.
Di FP1 Rossi konsistensinya mencetak 1 menit 36 detik hanya kalah dari Lorenzo yang kebanyakan 35 detik. Di sesi latihan kedua yang dalam cuaca hujan Rossi berada di urutan kedua di bawah Marc Marquez yang 1 menit 47 detik, Rossi banyak mencetak 1 menit 48 detik. Sedangkan 47 detik Marquez dan Rossi hanya sekali. FP3 juga hujan di sesi ini Rossi ke-12 tanpa berusaha cepat. FP4 lintasan kering Rossi ada diposisi kedua, Rossi rata-rata mencatat 1 menit 36 detik koma sekian dan tercepat 1 menit 35.684 atau beda 0.032 detik dengan Marquez yang ke-1, tipis. Itu berlanjut ke qualifying 2 memang Rossi ada di posisi ke-4, tapi dari empat pembalap yang dapat 1 menit 34 detik. Posisi grid ke-4 itu juga menjadi terbaik dari enam seri tahun ini.
![]() |
Lorenzo yang tampil luar biasa berhasil finish ke-5. |
Jadi kalau dilihat catatan Rossi sejak FP1, FP2, FP4, dan qualifying 2 semuanya konsisten baik saat lintasan kering dan maupun basah, kecuali FP3. Malah lebih stabil dari Dani Pedrosa dari Repsol Honda. Waktu Q2 dengan 1 menit 34.974 detik juga tidak buruk. Rossi masuk empat besar dengan catatan 1 menit 34 detik. Dan seperti kita ketahui The Doctor sejak dulu memang bukan pencari waktu tercepat di sesi latihan, justru bagaimana motor mudah dikendarai untuk waktu rata-rata. “Cukup lama saya mencari keseimbangan dengan M1 dan baru dapat saat tes Aragon. Di lomba Assen saya hampir tak percaya dengan kenyataan,” urai The Doctor.
Pada saat lomba pun rata-rata waktu Rossi 1 menit 35 detik, tanpa melakukan kesalahan, tidak jauh dari 35.2. Bandingkan dengan Marquez atau Pedrosa yang selalu meleset dari koma 2 bahkan sering koma 4 atau koma 5 sampai 7 di belakang 35 detik. Rossi menjauh dari koma 2 di dua lap terakhir karena yakin semakin di depan dan pasti finis podium 1.
Dan itu bisa kita lihat dari perjalanan keempat pembalap pabrikan Honda dan Yamaha atau “The Fantastic Four”, tiga lainnya sempat jatuh bangun pada sesi latihan baik itu Marquez, Pedrosa, ataupun Lorenzo yang malah sempat dioperasi di Bacelona. Hanya Rossi yang selamat alias tidak pernah jatuh, hehehe. Jangankan jatuh, out atau overshoot pun nggak pernah dialami Rossi jadi wajar dong juara, hahaha. Ditambah lagi dengan kondisi motornya M1-nya yang sudah mendekati kecepatan motor Lorenzo. Bila Lorenzo tidak cedera, bisa dipastikan keduanya akan berada di depan. Sebab, Rossi sudah bisa mengatasi Pedrosa dan Marquez, yang sebelumnya tak mudah diatasi.
“Spesifikasi motor saya tidak jauh dari M1 Jorge (Lorenzo),” jelas Valentino Rossi.
Akhirnya Rossi mengakui bahwa kemenangannya di GP Belanda adalah berkat setting-an terbaik yang berkembang sejak tes Aragon lalu. Dan Rossi juga merasakan apa yang selama ini diinginkannya untuk kembali ke Yamaha kini sudah didapat, yakni merasakan lagi atmosfer kemenangan setelah yang terakhir di GP Malaysia, 10 Oktober 2010. “Penantian yang lama. Saya hanya ingin menguji diri saya pribadi apakah masih bisa memenangi balapan dan hari ini ternyata masih bisa. Saya berharap bisa meneruskan sisa lomba musim ini pada level yang sama,” tandasnya.

Jadi kalau masih ada yang beranggapan kemenangan Rossi saat ini belum teruji 100% karena rekan setimnya Jorge Lorenzo sedang bermasalah, tidak semuanya bisa dibenarkan. Ingat, waktu seri Qatar, apa waktu itu Lorenzo cidera? Tidak, dan saat itu Rossi sempat podium ke dua dibelakang Lorenzo. Tapi terlepas dari semua itu ketika ia mampu menyalip Stefan Bradl, Cal Crutchlow, lantas Marc Marquez, dan Dani Pedrosa maka disaat itulah pastinya Rossi semakin percaya diri terhadap motor Yamaha M1-nya dengan hasil pengembangan di sirkuit Aragon.
“Ini salah satu kemenangan terbaikku, kala pengendara lain juga punya pacuan hebat. Lepas dari cedera Jorge (Lorenzo), motor milik dua Honda dan Cal (Crutchlow) pun luar biasa cepat. Saat mampu melewati mereka, sudah ada kepuasan tersediri karena hal itu membutuhkan usaha yang sangat keras,” beber The Doctor yang jadi satu-satunya rider non-Spanyol pemenang seri MotoGP.
Dengan kemenangan Rossi di balapan seri ke tujuh dari sirkuit Assen Belanda ini, yang pasti kedepannya balapan motoGP akan kembali bergairah menjadi tontonan yang sangat menarik bagi kita, khususnya pengemar balap motor. Apalagi dengan semakin bersinarnya dua pembalap CRT atau tim satelit, yaitu Cal Crutchlow yang makin memperlihatkan penampilan yang semakin konsisten dan Stefan Bradl yang mulai merapat barisan depan, juga termasuk si agak gila (kata Rossi) yang hobinya nabrak, Alvaro Bautista. Dan mudah-mudahan kedepannya MotoGP nggak lagi akan bikin kita ngantuk, hahaha. Go! Go! MotoGP 2013!
Source: http://olahraga.kompasiana.com/
No comments:
Post a Comment