Friday, 13 June 2014

Disaat Keegoisan Terkalahkan

Egois. Hampir semua orang tidak menyukainya. Ia begitu dijauhi, bahkan terkadang dibenci. Tetapi disaat keegoisan itu hadir disaat yang tidak tepat. Patut, sangat patut seharusnya kita mempertanyakan keberadaannya.

Pasti kalian pernah bertanya pada diri kalian sendiri. Egois demi kebahagiaan, apa itu salah? Merasa selama ini keegoisan selalu terkalahkan dengan kepedulian yang ada. Di saat keegoisan itu tersingkir karena tidak ingin melihat yang lain terluka. Tapi di sisi lain, keegoisan itulah yang menggerogoti kebahagiaan di hati kita sedikit demi sedikit.

Keegoisan untuk mendapat apa yang kita inginkan, selalu kita tutupi hanya untuk membahagiakan yang lainnya. Memberi mereka keringanan. Tapi di saat keinginan akan sesuatu yang seharusnya memberikan kebahagiaan untuk kita tidak terbendung lagi, tidak ada yang mengerti akan perasaan kita. Perasaan yang selama ini mungkin terlalu banyak berkorban untuk kebahagiaan yang lainnya.

Manusia pasti ingin selalu melakukan sesuatu yang membuatnya bahagia. Dan di saat hal itu sudah ingin meluap dan tidak terbendung lagi, dan untuk kesekiannya kita harus mengorbankannya. Apa itu tidak sakit? Merelakan sesuatu yang sudah kita nanti sekian lamanya, dan semuanya kandas hanya dalah hitungan detik. Sadis.

Ya, hidup memang selalu penuh pilihan. Egois atau mengalah? Sekiranya, apa yang akan kalian pilih? Egois? Ingin. Pasti kalian ingin melakukannya. Tapi... takut. Itulah rasa lain yang ada di diri kalian. Takut keegoisan tersebut akan memberi beban kepada mereka. Meraka yang mungkin selama ini selalu memberi kalian dukungan tanpa kalian ketahui.

Jika mengalah yang kalian pilih, akan kah ada penyesalan nantinya? Penyesalan karena telah menyerahkan kebahagiaan kalian demi kebahagiaan orang lain. Sedikit atau pun banyak, kalian pasti akan merasakannya.

Terkadang, mungkin kalian akan iri melihat mereka melakukan apa yang seharusnya dapat memberikan kebahagiaan yang lebih dari apa yang kalian dapatkan saat ini. Kalian pun akan berfikir, seandainya mereka ada di posisi kalian, apa mereka masih bisa dengan senangnya tertawa lepas dan bercerita seleluasa itu? Hanya kalian yang merasakan hal ini yang dapat mengetahuinya.

Saat hal itu terlanjur terjadi, ikhlas lah kuncinya. Berusaha mengikhlaskan apa yang seharusnya mungkin bukanlah milik kita. Tapi apa itu akan mudah? Di saat seperti ini, pasti akan banyak air mata serta penyesalan yang keluar dari mata dan hati kalian. Tidak sanggup melihat mereka semua yang dapat melakukan apa yang mereka ingin lakukan dengan bebas. Sedangkan kalian? Kalian terikat, dan berhasil untuk mengalahkan keegoisan kalian.

Selamat. Selamat untuk kalian semua yang telah mengalahkan keegoisan itu. Tapi, cobalah sekali saja kalian memiliki sifat itu untuk memberikan sesuatu yang memang kalian inginkan. Sesuatu yang akan memberi kebaikan kepada kalian. Jangan biarkan keegoisan itu kalian kalahkan untuk mengalahkan kebahagiaan kalian juga. Pasti kalian tidak ingin merasakan sakit untuk kesekian kalinya. Sakit untuk menyerahkan kebahagiaan kalian untuk kebahagiaan orang lain. Aku pikir, sekali saja, disaat kita mulai jenuh dengan mengalah, jenuh dengan merelakan, dan jenuh dengan menyakiti perasaan kalian. Berkatalah tidak, dan keegoisan itu dapat menjadi kuncinya.

No comments:

Post a Comment