Suatu ketika, seorang bayi siap dilahirkan ke dunia. Menjelang kelahirannya, dia bertanya kepada Tuhan:
Bayi: Para malaikat di sini mengatakan, bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia. Tetapi bagaimana cara aku hidup di sana? Aku begitu kecil dan lemah.
Tuhan: Aku telah memilih satu malaikat untukmu. Ia akan menjaga dan mengasihimu.
Bayi: Tapi, di surga apa yang aku lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagiku untuk bahagia.
Tuhan: Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan lebih berbahagia.
Bayi: Dan apa yang dapat aku lakukan saat aku ingin berbicara kepada-Mu?
Tuhan: Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana caramu berdo'a.
Bayi: Aku mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungiku?
Tuhan: Malaikatmu akan melindungimu dengan taruhan jiwanya sekalipun.
Bayi: Tapi saya akan bersedih karena tidak melihat Engkau lagi.
Tuhan: Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Aku, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku, walaupun sesungguhnya aku selalu berada di sisimu.
Saat itu surga begitu tenangnya sehingga suara dari bumi dapat terdengar, dan sang bayi dengan suara lirih bertanya:
Bayi: Tuhan... jika aku harus pergi sekarang, bisakah Engkau memberitahuku siapa nama malaikat di rumahku nanti ?
Tuhan: Kamu dapat memanggil nama malaikatmu itu... IBU.
Kenanglah ibu yang menyayangimu. Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kau pergi. Ingatkah engkau ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu?
Ingatkah engkau ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu? Dan ingatkan engkau ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit ?
Sesekali jenguklah ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat kau dilahirkan! Kembalilah... mohon maaf pada ibumu yang selalu rindu akan senyumanmu. Jangan biarkan kau kehilangan saat-saat yang akan kau rindukan di masa datang, ketika ibumu telah tiada.
Tak ada lagi ia di depan pintu untuk menyambut kita, tak ada lagi senyuman indah tanda bahagianya. Yang ada hanyalah kamar kosong tiada penghuninya, yang ada hanyalah baju yang tertinggal menggantung di lemari.
Tak ada lagi, dan tak akan ada lagi yang akan meneteskan air mata untuk mendo'akanmu di setiap hembusan nafasnya. Pulang, dan kembalilah segera. Peluklah ibu yang selalu menyayangimu. Ciumlah kaki ibu yang selalu merindukanmu dan berikanlah yang terbaik di akhir hayatnya!
No comments:
Post a Comment